Sinopsis Faith Episode 1

Faith adalah drama korea yang dibintangi Lee Min Hoo, seperti City Hunter, kali ini Lee Min Hoo bermain dalam drama action. Dengan sosoknya yang tinggi dan cool memang cocok dengan peran-peran pahlawan seperti itu. caiyoooo... Oppa... ^_^


Drama ini bercerita tentang kisah cinta antara prajurit di zaman dulu dengan seorang dokter dari zaman modern. menurut ku ini cerita nya hampir sama dengan dr Jin. Selain drama ini menceritakan tentang percintaan, disini juga akan mengisahkan bagaimana proses munculnya seorang Raja sejati.

Detail:

Judul: 신의 (信义) / Shineui 
Juga dikenal sebagai: The Doctor Besar (神医) 
Genre: Historical, romance, waktu perjalanan, fantasi 
Episode: 24 
Broadcast jaringan: SBS 
Broadcast periode: 13 Agustus - 30 Oktober 2012 
Air time: Senin & Selasa 21:55 (waktu korea)

Pemain:

Lee Min Ho sebagai Choi Young
Kim Sun Hee sebagai Yoo Eun Soo
Yoo Oh Sung sebagai Gi Cheol
Lee Philip sebagai Jang Bin
Ryu Duk Hwan sebagai Raja Min Gong
Taman Se Young  sebagai Putri Nogook
Sung Hoon sebagai Chun Eum Ja
Shin Eun Jung sebagai Hwa Soo In
Lee Byung Joon sebagai Jo Il Sin
Baek Gwang Doo (백광두) sebagai Baek Choong Suk
Kim Jong bulan (김종문) sebagai Man Dae Oh
Jung Yoo Chan (정유찬) sebagai Joo Suk
Kang Chang Mook (강창묵) sebagai Deol Bae
Yoon Kyun Sang (윤균상) Deok Man
Kim Soo Yun sebagai Deo Gi
Kim Mi Kyung sebagai  lady Choi
Kwon Min sebagai Ahn Do Chi
Ahn Jae Wook sebagai mantan pacar-Eun-Soo (ep.1)

Sinopsis Faith Episode 1!!!

Dol Bae terkejut dan tampak ketakutan. Sementara Choi Young kembali tidur dengan pulas sambil tersenyum. I love this, a hero with sleeping dissorder? Love this. Bayangkan saja, ditengah pertempuran seru, ia tertidur. Tapi justru jurus2nya semakin hebat kaya dewa mabok kan keren.

Kadorama-recaps.blogspot.com http://kadorama-recaps.blogspot.com/2012/08/sinopsis-faith-episode-1.html
Legenda Hwata
Hwata adalah seorang dokter legendaris, yang konon mampu menyembuhkan segala jenis penyakit. Penyakit dalam, penyakit luar, racun bahkan penyakit kronis; tak ada penyakit yang tak mampu ia sembuhkan. Tapi ia paling ahli dalam operasi pembedahan.


Sementara itu penguasa saat itu adalah Jojo yang mengidap sakit kepala yang menyakitkan, yang dapat disembuhkan oleh Hwata. Jojo sangat terkesan dan menawari Hwata untuk menjadi dokter pribadinya. Tapi Jojo memilih pergi, karena tak ingin hanya merawat kesehatan satu orang saja.



Maka Jojo mengirim pasukan untuk mengejar Hwata, membujuknya dengan menjanjikan kehidupan yang bergelimang harta dan kehormatan. “Dan seluruh dunia akan mengenal Hwata sebagai orang yang menyelamatkan hidup Jojo, sang penguasa dunia.”


Hwata bertanya, “Jika saya menolak?” Jawabannya adalah kematian untuk Hwata. Dan Hwata pun terkekeh dan  menjawab, “Maka Jojo akan diingat sebagai orang yang membunuh Hwata, si penyelamat dunia.”


Mendadak langit menjadi gelap  diikuti oleh angin yang turun dan mengelilingi Hwata. Angin tersebut mengangkat Hwata yang tertawa dan membawanya ke gerbang langit yang terbuka.

Perbatasan Yuan, tahun 1351


Tampak iring-iringan rombongan yang mengawal dua kereta kerajaan melintas . Salah satu anggota rombongan, Penasihat Jo In Shil, melihat ke ujung langit yang bersinar kemerahan dan bergumam heran, “Itu.. Hwata?” tapi ia kemudian mengabaikan sinar tersebut.


Sinar tersebut sebenarnya berasal dari lubang di bawah sebuah patung. Lubang tersebut mengeluarkan pusaran cahaya yang bergelombang, yang semakin lama semakin besar.

Rombongan kerajaan itu dikawal oleh pasukan elit pengawal kerajaan, Woodalchi, dengan pimpinan Choi Young (Lee Min Ho). Penampilannya cuek (bisa-bisanya, ya, tidur di atas kuda), tapi sadar dengan keadaan luar. Saat diberitahu kalau ada orang yang menguntit mereka, Choi Young hanya mengiyakan namun tak peduli.

Salah satu prajurit, Dae Man, melaporkan pada Choi Young kalau tak ada kapal yang berlabuh untuk menyebrangkan mereka. Perahu itu baru ada keesokan harinya. Tetap tenang (atau cuek?) Choi Young memberitahu kepada seseorang di dalam kereta, kalau mereka harus bermalam.

Maka mereka pun masuk ke dalam satu-satunya penginapan, dan membooking seluruh restoran yang sekaligus penginapan untuk mereka tinggali, dengan alasan kalau majikan mereka adalah pasangan pengantin baru yang masih malu dan membutuhkan privacy.


Choong Seok, wakil Woodalchi, bingung dengan sikap Choi Young yang cuek. Begitu sampai penginapan, Choi Young malah mencari minuman. Mengapa atasannya ini memutuskan untuk menunggu dan bermalam di penginapan, padahal ia tahu kalau mereka dikuntit dan ketiadaan perahu karena dicuri oleh penguntit mereka?

Sambil mengira-kira tempat duduk mana yang pantas jadi tempat tidurnya, Choi Young menjawab, “Jadi apa kita harus menunggu kedatangan mereka di sebuah lapangan?”


Choong Seok masih belum menyerah dengan kecuekan Choi Young bertanya, “Lalu apa yang harus kita lakukan untuk melindungi mereka?”

Dan Choi Young pun, menjawab sambil memejamkan mata, “Lakukan.. dengan sebaik-baiknya.”

Heheh .. pusing deh kalau punya atasan macam Choi Young. Namun Choong Seok pun mematuhi perintah Choi Young dan menyuruh anak buahnya untuk menutup jendela dan memblokir pintu.


Sementara itu Penasihat Jo In Shil mengeluarkan uneg-unegnya pada Gong Min (Ryu Deok Hwan), yang asyik menggambar dengan kalem. Penasihat Jo mengeluh tentang perlakuan yang harus mereka terima selama ini.

Setelah diasingkan di Yuan sejak 10 tahun yang lalu, Gong Min, Pangeran Goryeo yang di Yuan diperlakukan sebagai sandera namun sekarang diangkat menjadi Raja Goryeo, kembali ke Goryeo.


Bukannya disambut dengan pengawal yang banyak, Gong Min malah tak dapat menunjukkan baju kebesarannya, wajah tak boleh diperlihatkan, bahkan tak ada yang memanggilnya Yang Mulia.


Menanggapi ocehan penasihatnya, Gong Min tetap kalem. Penasihat Jo akan melanjutkan ocehannya, tapi terhenti karena Choi Young masuk ke dalam kamar Gong Min dan tanpa tedeng aling-aling langsung berkata (dengan menguap menahan kantuk), “Ratu akan tinggal di sini bersama Paduka.”

Melihat itu, Penasihat Jo menyalak pada Choi Young, “Mengapa kau tak mengetuk pintu?”

Tapi Choi Young mengabaikan teriakan itu, dan mengatakan kalau ia menyadari hubungan Raja dan Ratu tak dalam kondisi sempurna, tapi pasukannya akan susah jika mereka harus melindungi Raja dan Ratu di tempat yang terpisah. 


Dan masuklah Ratu No Gook (Park Se Young) beserta rombongannya, beberapa dayang-dayang dan Jang Bin (Phillip Lee).


Dari tatapan Gong Min dan No Gook yang saling bertemu, tak dapat dibantah kalau hubungan mereka seperti magnet berkutub sama. Sama-sama tak menyukai.

Malam menjelang dan Choong Seok meminta Jang Bin untuk tak menjauh dari pasukan, agar mereka dapat melindunginya pula. Tapi Jang Bin hanya berkomentar pendek sambil membuka kipasnya, “Aku bisa melindungi diriku sendiri.”


Ternyata benar. Malam itu musuh datang menyerang penginapan. Di ruang yang gelap, sulit bagi mereka mengenal siapa lawan siapa kawan. Maka Woodalchi melemparkan serbuk glow in the dark ke baju para musuh, sehingga gerakan mereka terdeteksi dengan warna hijau. Sedangkan pedang para Woodalchi sendiri bersinar kebiruan.

Whoaa.. Gaban di era Goryeo!

Tapi walaupun jumlah lawan yang berjatuhan banyak, tapi jumlah lawan yang datang jauh lebih banyak dari Woodalchi.  Choi Young meminta Gong Min untuk tak lari dan tetap berada di belakangnya. Gong Min menjawab kalau ia tak akan lari, maka Choi Young meyakinkannya, “Hamba akan melindungi Paduka.”

Semua orang yang di dalam kamar Gong Min bersiap-siap. Saat musuh datang, Choi Young menghadang mereka di depan pintu dan menebas satu per satu. Tapi jumlah yang masuk semakin banyak, sehingga ada satu dua musuh yang mampu menerobos pertahanannya.

Gong Min masih mampu ia lindungi karena Gong Min tetap berada di belakangnya. Dayang-dayang dan Jang Bin pun ikut bertarung untuk melindungi Ratu.

Tapi jumlah pasukan semakin banyak, dan ada satu orang yang mampu mendekati No Gook dan menyabet lehernya dan pedang hendak terhunus ke badan No Gook. Menyadari hal itu, Choi Young melemparkan pedangnya sehingga menikam si penyerang Ratu.

Berhasil, namun terlambat. Sayatan luka di leher Ratu sangatlah dalam. Jang Bin, yang ternyata adalah dokter kerajaan segera menanganinya dengan menancapkan jarum akupunktur pada leher No Gook.  Ia  kemudian meminta Choi Young untuk memberikan kekuatannya.

Choi Young mengangguk mengerti, dan ia pun meletakkan tangan, sejengkal di atas di leher No Gook yang terluka pada. Aliran listrik mengalir dari tangan Choi Young ke arah No Gook, yang dapat mengurangi denyut jantung, sehingga energy dalam darah berkurang dan memperlambat sirkulasi darah.

Gerombolan penyerang yang tersisa melarikan diri ke hutan, namun woodalchi berhasil mengejar mereka. Hampir saja woodalchi berhasil menangkap mereka hidup-hidup, tapi para penyerang itu melakukan bunuh diri masal dengan menelan racun.


Yang paling terlihat panik akan Ratu yang terluka adalah penasihat Jo. Ia mengingatkan Gong Min kalau No Gook adalah putri dari Dinasti Yuan yang dinikahi Gong Min dan Yuan telah menunggu alasan yang tepat untuk mengambil alih Goryeo. Jadi mereka tak bisa membiarkan No Gook untuk meninggal seperti ini.

Jang Bin memberi kabar buruk, kalau luka di leher Ratu mengenai urat nadi yang penting. Ia tak dapat berbuat banyak karena sedikit salah potong, maka nyawa Ratu akan melayang. Yang hanya bisa ia lakukan adalah memperlambat pendarahannya, tapi tak ada lagi yang dapat ia lakukan untuk menyelamatkan Ratu, “Kecuali ia adalah tabib langit.”

Penasihat Jo mengeluh, kalau Ratu meninggal, begitu pula Negara mereka. Gong Min bertanya pada Choi Young, apakah ia juga memiliki pemikiran seperti Penasihat Jo? Tanpa ekspresi, Choi Young menjawab, “Hamba hanyalah seorang prajurit, jadi hamba tak tahu tentang politik.”

Berada dalam posisi seperti ini, Gong Min hanya dapat berkata pasrah, “Begitu aku menjadi Raja, negara ini langsung hancur. Aku benar-benar Raja yang hebat.”    

Teringat dengan kejadian sebelumnya, Penasihat Jo mengatakan kalau tabib langit memang benar ada. Saat ditanya oleh Choi Young dimana ia bisa menemukannya, Penasihat Jo menjawab ragu, “Ya.. di langit.”



Gubrak.. Tapi Penasihat Jo buru-buru meneruskan kalau ia tahu dimana pintu gerbang langit itu. Dan Penasihat Jo memberitahu idenya. Karena Jang Bin, dokter terbaik di Goryeo tak dapat menyembuhkannya, maka mereka harus berdoa pada Tuhan. 


Gong Min masih ragu, “Jika kita melakukannya, apakah Tuhan akan menyembuhkannya?”

Penasihat Jo menjawab, “Yang terpenting adalah Raja berdoa pada Tuhan untuk kesembuhan Ratu. ‘Ia berdoa pada Tuhan dengan sepenuh hati. Para pengikut yang ada disekitarnya sangatlah sedih karena Raja berpuasa selama 3 hari untuk berdoa pada Tuhan’. Kita harus membuat orang Yuan mendengar semua ini.”
Ha! Ternyata oh ternyata.. sembuh nggak sembuh, yang penting image terjaga. Dan negara akan selamat. Benar-benar politikus nih si Penasihat Jo.


Gong Min masih tetap pesimis apakah mereka memang harus melakukan itu untuk meredam kemarahan orang Yuan? Tapi Penasihat Jo bersikeras kalau semua ini demi kelangsungan Goryeo. Maka Gong Min pun menyuruh Penasihat Jo untuk mempersiapkan semuanya.

Choi Young pun akan mempersiapkan pasukannya. Ia memberitahu pada Gong Min kalau ia akan memecah kekuatan pasukannya menjadi dua, dengan penjagaan lebih ketat pada Ratu, karena ia menduga kalau musuh sebenarnya mengincar Ratu. Ia pun membungkuk pergi.

Tapi Gong Min mencegahnya karena ia ingin bertanya, “Woodalchi, jarak Yuan dan Goryeo sangatlah jauh. Apa yang kau pikirkan saat kau dalam perjalanan menjemputku?”

Choi Young menjawab tanpa ekspresi, “Hamba tak terbiasa berpikir.”

Gong Min tetap mengejar jawaban Choi Young, “Kalau begitu apa yang rakyat pikirkan saat aku naik tahta menjadi Raja?”


Tanpa menatap Gong Min, Choi Young menjawab, “Hamba pikir kami sangatlah beruntung memiliki raja yang sangat bijaksana untuk negara kami,” kemudian ia menoleh pada Gong Min, “Apakah Paduka ingin hamba mengatakan hal yang lainnya?”


Gong Min menatap Choi Young lama, dan berkata, “Kau.. membenciku, kan? Dari awal bahkan sebelum kau bertemu denganku, kau sudah membenciku.”

Choi Young tertawa mendengar tuduhan Gong Min dan menjawab, “Jika hamba mengatakan ya, hamba harus membunuh diri hamba sendiri.”

Tapi Gong Min, sebagai Raja, menyuruh Choi Young untuk mengatakan yang sebenarnya. Maka Choi Young menoleh pada Gong Min dan menjawab,

“Raja sebelumnya berumur 14 tahun. Ia dicopot dari posisinya dengan alasan terlalu muda. Paduka berusia 21 tahun, dan hamba rasa 21 tahun juga masih terlalu muda untuk menjadi Raja. Apalagi Paduka pergi ke Yuan saat berusia 10 tahun dan dibesarkan di sana. Pola pikir Paduka mungkin seperti orang Yuan. Jadi betapa tak beruntunganya rakyat Goryeo memiliki Raja seperti Paduka.”
Perasaan Gong Min seperti balon pecah, “Semua orang mungkin berpikiran sepertimu, kan?” Choi Young menenangkan Gong Min karena ia adalah raja ke-5 selama 12 tahun ini. Ia pikir rakyat sudah mulai tak peduli dengan hal itu lagi.
Hmm… kok terasa familiar, ya.. 4 dalam 14 tahun..


Gong Min berterima kasih pada ungkapan jujur Choi Young dan ia berbalik pergi. Tapi terlihat kalau kata-kata Choi Young menampar perasaannya, sehingga Choi Young menambahkan, “Yang Mulia, itu artinya hamba tak benar-benar membenci Paduka.”
Hehe.. kata-kata Choi Young seolah mengatakan kalau ia tak menyukai Gong Min sebagai raja dan  bukan pribadinya. Kata-kata akhir Choi Young membuat Gong Min tersenyum senang.


Mereka menuju gerbang langit, dimana meja persembahan sudah disiapkan. Penasihat Jo menjelaskan kalau pintu yang ada di depan mereka adalah pintu yang menuju langit dimana Hwata pergi 1000 tahun yang lalu. Hwata memiliki banyak murid di sana dan setiap 300 tahun sekali ia mengirim muridnya ke sini melalui pintu itu.

Belum sempat mereka melakukan ritual, mendadak gerbang langit yang berwarna biru mengeluarkan pusaran angin yang lama-lama membuat lubang gelap di tengahnya.

Penasihat Jo berteriak setengah girang setengah takut, kalau pintu telah terbuka. Ia  meminta Gong Min untuk menyuruh salah satu dari mereka untuk masuk melalui pintu itu. Choong Seok malah mendorong Penasihat Jo sambil berkata, “Anda yang mungkin harus pergi, karena Anda tahu sangat banyak.”
Hehe..  Tentu saja Penasihat Jo tak mau dan beringsut mundur. Tapi ia berkata kalau Ratu akan selamat, karena Hwata ada di sana.


Gong Min belum percaya sepenuhnya pada penasihat Jo. Ia malah menoleh pada Choi Young dan berkata ragu, “Aku tak percaya pada apa yang ia katakan.” Choi Young hanya menjawab, “Turunkan titah Paduka.”
“Kurasa aku harus mencobanya, kan?” tanya Gong Min lagi.


Choi Young memahami keragu-raguan Gong Min karena itu ia berkata, “Hamba akan pergi.”

Choong Seok mencoba mencegahnya, tapi Choi Young tetap maju, “Ini adalah titah.” Tanpa ragu Choi Young melangkah masuk ke dalam pusaran yang sekarang bersinar semakin terang dan terang..

.. dan pusaran sinar itu menelannya, untuk kemudian memuntahkannya ke sebuah tempat dengan patung yang sama besar, namun arsitektur yang berbeda.

Terpana. Choi Young terpana menatap hutan gelap yang tadi ia tinggalkan sedetik sebelumnya menjadi bercahaya dengan benda-benda yang sangat asing. Ia hanya menatap pada patung besar (Budha? Dewi Kwan Im?  Hwata? Tapi kenapa memakai topi seperti Konfusius?) dan memberi hormat padanya.

Ada kilatan yang disertai bunyi klik, membuat Choi Young tersentak dan langsung mengeluarkan pedangnya, waspada. Tapi tak ada apa-apa disekitarnya, membuat Choi Young menyarungkan lagi pedangnya, namun kewaspadaannya tak berkurang. Ia pun beranjak pergi meninggalkan gerbang langit.

Kilatan itu ternyata dari seorang turis yang memotret Choi Young. Ia menunjukkan pada suaminya apa yang baru saja ia potret, pria yang tiba-tiba muncul dari arah patung.

Langit yang didatangi oleh Choi Young ternyata adalah masa depan, Seoul, 2012. Tapi ia tak menyadarinya. Ia masih terpana melihat gedung-gedung tinggi yang bersinar dan suara desing mobil yang lalu lalang.

Terpana, dan panik melihat kendaraan yang lalu lalang di jalan, membuatnya tak dapat bergerak apalagi menyeberang. Ia akhirnya kembali menyusuri sepanjang jalan tanpa tujuan hingga akhirnya ia tiba di sebuah kuil.


Lelah emosinya, Choi Young pun duduk beristirahat. Tapi ia mendengar suara gumaman dari seseorang, dan saat ia mengintip, ia melihat seorang biksu sedang berjalan melewatinya.


Ia buru-buru bangkit dan menyapa biksu tersebut. Biksu tersebut tetap berjalan acuh, maka  Choi Young pun menyapanya lebih keras.

Biksu itu berhenti dan melepas earphone-nya (ha!) dan menatap sosok tinggi dengan baju aneh yang berkata, “Permisi. Saya, Choi Young, yang berasal dari bawah.”

“Bawah?” tanya Biksu bingung. Tapi pria aneh itu melanjutkan perkataannya, “Saya tahu, tak seharusnya saya ada di sini. Tapi saya membutuhkan bantuan Anda. Saya sedang mencari Tabib Langit.”
Biksu itu bertambah bingung dengan kata-kata Tabib Langit. Maka Choi Young menjelaskan kalau ia mencari Hwata. Walaupun bingung, biksu itu akhirnya menyimpulkan kalau Choi Young mencari seorang dokter. Tapi banyak sekali spesialisasi dokter. Jadi dokter seperti apa yang dibutuhkan?

Tak tahu bagaimana menjelaskan, Choi Young akhirnya menunjuk dan menggaris lehernya, seperti sayatan luka No Gook. Biksu itu pun paham maksud Choi Young, “Ahh.. dokter bedah plastik!”


Gubrak! Lol banget.. kayanya semua terobsesi dengan bedah plastik, ya. Bahkan biksu itu pun langsung mengkonotasikan sayatan leher dengan operasi plastik.


Biksu itu memberitahu kalau dokter bedah plastik sangat banyak di daerah ini, karena ini adalah wilayah Gangnam. Choi Young memberitahu kalau dokter yang ia cari bukan dokter biasa. Tapi dokter yang paling segalanya. 

Semakin salah paham, biksu itu menganggap Choi Young mencari dokter terkenal. Ia teringat ada banner yang baru saja dilihatnya, tentang konferensi ahli bedah plastik di Coex. Dan Choi Young dapat menemukan dokter itu di sana.


Choi Young gembira mendengarnya. Tapi dimana Coex? Biksu itu menunjuk sebuah gedung yang baru saja dilewati Choi Young. Tadi. Saat ia tak bisa menyeberang. Choi Young bertanya lagi, bagaimana caranya ia bisa (menyeberang) sampai sana?

Biksu itu tak paham kesulitan Choi Young yang  belum pernah menyeberang jalan. Ia hanya berkata, “Ya, pergi saja .”

“Saya bisa .. pergi.. saja?” Choi Young sedikit ragu, tapi yang memberitahu adalah seorang biksu, maka ia pun percaya dan tersenyum saat pamit, “Terima kasih atas ajarannya.”

Choi Young pun pergi meninggalkan biksu yang masih terheran-heran dan menelepon temannya untuk bertanya, apakah temannya menyuruh  seseorang mengerjainya atau ada yang sedang syuting drama baru.


Mungkin Choi Young merasa telah mendapatkan petuah dari biksu langit, maka sekarang ia berdiri di pinggir jalan. Bersikap waspada, memeriksa baju dan pedangnya. Kemudian ia berkata pada dirinya sendiri, mengulang petuah dari biksu seakan itu sebuah mantra..

.. dan ia menyeberang jalan dengan keyakinan tinggi, tanpa menoleh kiri kanan, sehingga membuat mobil yang lalu lalang mengerem mendadak dan pengemudinya menyumpahi Choi Young. Tapi Choi Young tetap berjalan lurus ke depan hingga ia sampai ke seberang jalan.
Heheh.. Don’t. try. this. at. home.


Orang-orang mulai memperhatikan Choi Young karena tingkah antiknya. Beberapa dari mereka mengeluarkan handphonenya dan memotret Choi Young, sehingga Choi Young semakin waspada melihat kilatan kamera. Tangannnya sudah siap menarik pedang, tapi karena tak ada yang menyerangnya, ia hanya berlalu pergi walau ia selalu menoleh ke setiap arah yang mengeluarkan cahaya.


Akhirnya Choi Young sampai juga di Coex yang memasang baliho tentang seminar bedah plastic dan pameran alat-alat kesehatannya yang sedang berlangsung di dalamnya. Ada 3 bahasa yang tertulis di sana (Korea, Inggris dan Cina).


Choi Young asing dengan semua huruf Korea dan huruf latin yang terpampang di baliho itu, tapi tidak dengan huruf Cina. Ia segera masuk ke dalam Coex, tak peduli dengan semua orang yang memperhatikannya. Ia sangat terpesona dengan segala benda yang terpajang di dalam pameran. 


Akhirnya ia masuk ke dalam sebuah auditorium di mana ia melihat seorang wanita di depan sebuah panggung.

Wanita itu, Eun Soo (Kim Hee Sun) adalah pembicara dalam seminar tentang sejarah pembedahan. Ia sedang menjelaskan prosedur facelift yang harus dilakukan. Tapi bagi Choi Young gambar prosesi facelift yang ada di layar merupakan solusi yang tepat untuk menyelamatkan Ratu Goryeo.

Eun Soo merasa terganggu karena kehadiran sebuah pria berpakaian aneh, apalagi para peserta seminar mulai mengalihkan perhatiannya pada pria aneh tersebut. Namun pria aneh itu tak peduli. Pria itu tetap memandangi Eun Soo dan mendengarkan presentasinya.

Untungnya, tak lama kemudian, beberapa petugas mengamankan pria aneh itu dan membawanya ke luar ruangan.  Eun Soo menyelesaikan seminarnya dengan baik, tapi gangguan pria itu telah merusak moodnya.


Pada temannya, ia menelepon dan mengomel bagaimana pria aneh itu telah mengganggu seminarnya. Kepalanya pusing (dan ia mengambil obat dan menelannya), atasannya dr. Oh mengacuhkannya, dan ia benar-benar sudah tak kerasan dan bersumpah akan membuka tempat praktek sendiri dalam waktu 3 tahun, “Omong-omong, apakah kau tak ingin menginvestasikan uangmu pada tempat praktekku? Kau kan menikahi pria kaya. Apakah kau mau?”


Di ruang security, Choi Young diinterogasi oleh petugas. Tapi Choi Young tak mendengarkan pertanyaan yang dilontarkan, karena ia terpana melihat monitor CCTV yang mengarah ke semua tempat. 

Ia melihat Eun Soo ada di dalam sebuah monitor dan ia menyuruh petugas itu untuk membuka layar itu agar ia masuk ke sana untuk menemui wanita itu. Petugas itu tak menjawab pertanyaannya, maka Choi Young mengetuk-ngetuk layar TV itu, seakan mencari gagang pintunya.

Petugas itu mulai kesal karena Choi Young tak menjawab pertanyaannya. Ia juga mulai ingin tahu tentang kostum yang dipakai Choi Young. Ia memegang baju dan pedang Choi Young, namun Choi Young mencegahnya lebih jauh dengan memelintir tangannya dan mendorongnya hingga terjatuh.


Petugas itu mencabut tongkatnya, Choi Young pun mencabut pedangnya. Dan langsung menebas tongkat itu sehingga patah menjadi dua, membuat petugas itu panik dan menatap pedang itu seolah berteriak, “Ih, pedang benaran?”. Mereka  pun kabur ketakutan.

Choi Young menatap layar CCTV lagi, dan panik karena Eun Soo sudah tak ada di layar itu.

Eun Soo yang sedang melihat-lihat pameran alat-alat kesehatan, disapa oleh salah agen penjual yang telah mengenalnya. Agen itu mempromosikan kacamata untuk operasi pada Eun Soo. Perhatiannya sedikit teralih pada seorang pria yang memakai kostum dan berkata pada diri sendiri, “Wow, banyak cara untuk mempromosikan perusahaan mereka.”


Dan Eun Soo yang mendengar kata-kata agen itu melihat pria yang tadi mengganggu seminarnya dan bertanya, “Jadi dia sedang bekerja dengan memakai kostum itu? Aneh sekali.”
Hehe .. pantas saja Choi Young dianggap memakai kostum. Dengan darah dan seragam perang yang menempel di tubuhnya, ia memang pantas menjadi seorang pasien yang butuh penanganan medis yang cepat.

Choi Young mendekati Eun Soo dan langsung berkata, “Ada sebuah kasus mendesak. Menurut tabib, pembuluh darahnya terpotong. Dapatkah anda menyelamatkannya?”

Eun Soo memandangi Choi Young aneh. Tapi ia tak menjawab pertanyaan Choi Young dan pura-pura sibuk, menyuruh agen itu untuk mengirimkan brosur padanya. Ia pun melangkah pergi meninggalkan Choi Young.


Tapi Choi Young menghadangnya.  Para petugas mulai berdatangan beberapa dari mereka mengacungkan pistolnya. Ia bertanya sekali lagi dan Eun Soo hanya menjawab kalau ia baru bisa menjawab saat melihat sendiri kondisi pasien itu.

Choi Young mengulang kata-kata Eun Soo dan teringat luka No Gook. Maka ia mendekati petugas yang sejak tadi mengikutinya dan menebaskan pedangnya ke leher petugas itu.


Eun Soo berteriak. Begitu pula semua orang yang ada di ruangan, langsung menghambur keluar, meninggalkan Eun Soo, agen penjual, Choi Young dan petugas yang malang.
Choi Young berkata kalau kondisi pasiennya persis seperti kondisi pria yang baru saja ditebasnya, “Apakah kau pikir bisa menyembuhkannya?”

Eun Soo tak menjawab malah menyuruh agen penjual yang jongkok di sebelahnya untuk menelepon 911. Choi Young meneruskan, kalau Eun Soo tak dapat menyelamatkan korban pertama, maka ia akan mencoba dengan korban kedua.

Dengan pedangnya, ia menunjuk agen penjual yang sekarang semakin gemetar ketakutan. Dengan sikutnya, agen itu mendorong Eun Soo untuk melakukan permintaan Choi Young.

Eun Soo perlahan-lahan mendekati korban, dan memeriksanya. Setelah Choi Young ‘meyakinkannya’ kalau mereka tak punya banyak waktu, Eun Soo mulai mengumpulkan semua peralatan operasi (untung seminarnya bebarengan dengan pameran alkes) yang ada di dekatnya.

Dengan sigap, Eun Soo mulai melakukan ritual sebelum operasi (memakai sarung tangan, masker dan medesinfektan tangannya) membuat Choi Young sedikit terkesan. Ia semakin terkesan saat Eun Soo memakai kacamata operasi dan terbelalak saat Eun Soo menyalakan lampunya.

 
Eun Soo meminta bantuan agen penjual yang tak mempedulikan permintaannya karena ia masih berlutut dan berdoa. Choi Young mengetukkan pedang ke meja dan berkata pada agen itu, “Kalau dia mati, kau berikutnya.”

Heheh.. agen itu langsung bangkit mendengar ancaman Choi Young dan membantu Eun Soo melakukan operasi. Sementara itu, mobil polisi dan ambulans mulai berdatangan.


Eun Soo menyelesaikan operasi, dan Choi Young meraba nadi leher itu, terkesan karena orang itu masih hidup. Eun Soo menjawab, khas dokter, kalau  hasil akhirnya belum bisa diketahui karena mereka harus menunggu lebih lama lagi, dan pasien itu juga butuh antibiotik.

Agen penjual yang terancam nyawanya langsung menyambar kalau pasien ini hidup kembali dan operasinya berjalan dengan sukses. Horeee…!

Choi Young pun memutuskan kalau inilah dokternya.  Ia membungkus semua peralatan yang tadi dipakai Eun Soo dengan taplaknya  dan meminta Eun Soo untuk mengikutinya.


Eun Soo mencoba menawar karena ia sudah lama meninggalkan profesi dokter bedah (untuk menjadi dokter bedah plastik).

Tapi Choi Young tak peduli. Ia tetap menyuruh Eun Soo mengikutinya sementara ia  terus berjalan. Saat menoleh ke belakang, ia mendapati Eun Soo tak mengikutinya..

.. malah mengikuti agen penjual itu pergi. LOL.

Choi Young memanggil Eun Soo, yang tetap melangkah pergi dan langkahnya semakin cepat dan cepat. Tapi Choi Young dengan mudah mengejarnya.


Choi Young kemudian menggiring Eun Soo dengan mencengkeram kerah jasnya dan berkata, “Jika kau mengikuti perintahku, pasti semuanya akan lebih mudah bagimu.”

Tapi Eun Soo belum mau menyerah. Ia mengancam kalau polisi telah menunggu mereka diluar sana, bagaimana cara mereka untuk keluar? Dan Choi Young menjawab kalau ia akan keluar dan membawanya pergi.

Heheh.. kok kayanya gampang, ya?

Dan ternyata memang segampang itu. Di lobi, walaupun pasukan sudah mengepung mereka dari depan dan lantai 2, tapi Choi Young tetap tenang.


Sesaat kemudian, dari tangannya keluar energy listrik berwarna kemerahan. Ia menarik salah satu perisai hingga melayang di udara kemudian menghentakkan tangannya hingga semua kaca pecah berserakan dan seluruh polisi yang ada di depannya terpental ke belakang.

Whoaa… pernah dengar kungfu peremuk tulang dari Chinmi? Seperti itu tapi lebih keren lagi.

Choi Young berbalik menghadap Eun Soo dan meminta maaf sebelum ia memanggul Eun Soo di pundaknya dan pergi sambil meraih salah satu perisai polisi yang ada di dekatnya

Sampailah mereka pada pintu gerbang langit yang masih terbuka.  Choi Young menurunkan Eun Soo yang langsung memohon agar tak membunuhnya. Tapi Choi Young meyakinkannya kalau ia tak ingin membunuhnya, Eun Soo hanya perlu menyelamatkan seseorang di sana dan setelah itu ia akan membawanya kembali.

Tapi Eun Soo tak percaya dan berlutut pada Choi Young memelas, “Kau berbohong. Aku telah melihat wajahmu. Penjahat tak akan pernah melepaskan setelah korban melihat wajahnya. Aku melihatnya di film!”

Bwahahaha.. Choi Young tak mengerti apa yang Eun Soo ucapkan. Tapi ia berlutut dan memegang pundak Eun Soo saat berkata, “Aku prajurit Goryeo, Choi Young. Dengan nyawaku, aku berjanji akan membawamu kembali.”

Kembali ke 10 hari dari sekarang, di Seoul 2012.

Eun Soo menemui peramal, untuk bertanya kapan ia bertemu dengan pasangannya. Ia memberikan nama dan tanggal lahirnya.


Sebelum peramal itu menjawab, Eun Soo meneruskan ocehannya kalau inginnya ia memiliki pasangan yang kaya dan tampan. Tapi yang lebih penting adalah kaya. Tapi orang kaya yang tak jelek. Heheh.. kok malah Eun Soo yang ngatur?

Peramal itu mulai mengocok batangan-batangan bambu dalam gelas. Eun Soo tetap mengoceh kalau bisa ia harus menemukan sesegera mungkin, karena uangnya sudah menipis untuk riset yang telah ia lakukan. Peramal itu mendengarkan sambil terus mengocok.


Saat satu bamboo keluar, ia terkejut saat membaca isinya dan mencocokkan di buku panduannya  karena ia mengaku baru sekarang menemukan hal seperti ini.
Menurut peramal itu, Eun Soo akan menemukan jodohnya yang datang dari surga. Dan orang itu akan datang dari masa lalu.

Masa lalu? Eun Soo langsung mengingat mantan-mantan pacarnya. Pacarnya yang pertama adalah senior saat ia menjadi residen dulu (Cameo yang dimainkan oleh Ahn Jae Wook. Aww.. siapa yang nonton Kim Hee Sun dan Ahn Jae Wook di Sunflower dulu?).

Pacarnya yang pertama ini memutuskannya karena ia akan menikah dengan gadis kaya raya, walaupun pacarnya menenangkannya kalau calon istrinya itu sangat jelek.


Pacar keduanya sangatlah kaya, dan juga sangatlah jelek. Eun Soo menjelaskan pada peramal kalau ia sebenarnya tak butuh seorang suami, tapi tunangan kaya saja sudah cukup agar ia dapat meminjam uang untuk membiayai risetnya. Setelah ia dapat membayar hutangnya, pertunangannya boleh putus, kok.
Hehe.. materialistis dan hedonis.

Peramal itu meneruskan ramalannya. Eun Soo akan pergi selama setahun  ke sebuah tempat yang jauh. Ia baru akan menemukan pasangannya saat ia melewati gerbang.


Eun Soo tak mengerti, tapi baginya itu sudah cukup. Cukup untuk meyakinkannya kalau peramal itu tak dapat membantunya. Peramal itu menyuruhnya untuk bertanya lagi agar percaya padanya. Maka Eun Soo bertanya lagi, “Kudengar ada peramal kartu tarot yang tinggal di gedung ini. Apakah kau tahu dimana tempatnya?


Bwahahaa… kejam sungguh kejam..


Goryeo, 7 tahun sebelumnya. Salah satu anggota woodalchi, Dol Bae, melaporkan pada Choong Seok kalau akan ada pemimpin (Dae Jang) Woodalchi yang baru, dan ia  berusia 22 tahun.


Dol Bae mengeluh tentang hal itu. Tapi menurut anggota lainnya, Dae Jang mereka itu, dulunya adalah pemimpin dari Jeo Geol Dae (satuan bulan sabit merah) yang mampu membunuh 3 musuh dengan sekali tebas dan melompati pohon yang sangat besar.


Dan bukannya orang-orang dari Jeo Geol Dae memiliki naegong? Petir dari tangannya?

Dae Jang mereka juga pernah membunuh seseorang karena orang itu membangunkannya dari tidur lelapnya. Tapi menurut kabar yang didengar Dol Bae, Dae Jang baru itu pindah ke woodalchi bukan karena promosi, tapi karena hukuman dari Raja.


Choong Seok meminta mereka berhenti bergunjing, Karena bagaimana pun juga, selama ini  Jeo Geol Dae telah melindungi Goryeo.

Mendadak ada pria muda dengan memakai scarf bulan sabit merah, masuk ke dalam markas mereka dan bertanya pada Choong Seok, “Apakah kau pemimpin Woodalchi?”

Choong Seok memperkenalkan diri kalau ia adalah pemimpin Woodalchi dan bertanya siapakah pria itu. Tapi pria itu tak menjawab, malah meminta Choong Seok untuk menunjukkan tempat tidurnya. Semua Woodalchi bingung mendengar pertanyaan pria itu.


Tapi pria itu telah menemukan bangku panjang sebagai tempat tidurnya, dan tak lama kemudian ia terlelap.
Hingga 3 hari 2 malam kemudian.


Para woodalchi bingung melihat Daejang baru mereka tidur selama itu, tak makan, minum juga buang air. Apakah dia masih hidup? Dol Bae yang masih kesal, ingin membangunkannya, tapi temannya memperingatkannya karena kabarnya  Dae Jang itu bisa membunuh mereka karena membangunkannya!

Tentu saja Dol Bae tak akan percaya begitu saja. Namun belum sempat ia melangkah, sebatang tongkat melayang ke arahnya dan menghantam dahinya.


Lemparan dari Dae Jang! 


Ia terpaku dan kaget akan lemparan yang membuat luka merah di dahinya. Begitu pula yang lainnya. Mereka menatap Dae Jang yang kembali tertidur, tak bergerak dari posisi tidur yang sebelumnya.

Dol Bae terkejut dan tampak ketakutan. Sementara Choi Young kembali tidur dengan pulas sambil tersenyum. I love this, a hero with sleeping dissorder? Love this. Bayangkan saja, ditengah pertempuran seru, ia tertidur. Tapi justru jurus2nya semakin hebat kaya dewa mabok kan keren.

Kadorama-recaps.blogspot.com http://kadorama-recaps.blogspot.com/2012/08/sinopsis-faith-episode-1.html

0 Response to "Sinopsis Faith Episode 1"

Posting Komentar